Senin, 27 Oktober 2014

Baca Sajalah

*kibas-kibas debu*
Hai...sapa seperti hal mainstream orang-orang.
Aku rindu. Rindu orang yang sudah hampir lewat setengah tahun berjalan bersamaku melawan waktu, melawan hari, dan tentunya melawan ego yang menghasilkan gengsi.
Yah, kami rasa kami sudah cukup berhasil melawan "gengsi"...
Yahhhh...

"Pada akhirnya kamu hanya butuh seseorang yang sama kerasnya untuk mempertahankan kamu sekalipun kamu terpikir untuk pergi"

Entah kenapa kalimat ini aku pilih untuk kita saat ini, dikeadaan yang sulit, yang mungkin coba kita tenggelamkan bersama untuk tetap terlihat baik-baik saja.

Tuan, sekalipun sikapku memudar akan sikapmu, tapi kau harus tahu rasaku tak akan pudar.
Rasa akan tetap sama, sama pedulinya, sama memperjuangkannya.
Kau tak perlu khawatir, aku masih ada dan akan tetap seperti diriku.
Kau tak perlu mengkhawatirkan aku akan berubah, tidak akan tuan, tidak akan.

Tuan, bersyukurlah ketika kau diberikan sifat keras kepalamu oleh Tuhan,
Dan aku berterimakasih tuan, terimakasih kau telah bersikap keras mempertahankan aku, dalam menjengkelkannya aku, dalam setiap diamnya aku, dan dalam rapatnya kataku.

Tuan, maaf...ketika sikapku tak sama seperti kata-kata yang sering aku tulis.
Nyatanya aku tak pandai berekspresi tuan, ekspresiku datar, tak seromantis dan secantik tulisan-tulisanku...maafkan aku Tuan.

Tuan, berapa lamanya kita melawan waktu bersama itu tidak akan pernah berarti apapun jika kita tak pernah menganggapnya berarti.
Tuan, jika adanya aku tak membuat kau tergenapi dan tidak adanya aku tidak membuat kau merasa ganjil, maka bukan aku orang yang berhak atas rasa dan perjuanganmu.
Tuan, jika kita tahu ini akan berakhir buruk, sanggupkah kita mengakhiri saat masih terasa indah?
Jawabku "tidak" tuan, karena tidak ada yang dapat mengakhiri kecuali takdir Tuhan tuan.

Tuan, sudah berapa lama kau selalu berhasil menaikkan moodku? walaupun terkadang kau selalu membuat sesak disebuah ruang yang berisikan rasa untukmu.
Aku akui kau selalu berhasil menutup kurung terbuka menjadi kurung tertutup,
mengubah rasa yang sesak menjadi lega. Jawab Tuan sudah berapa lamakah kau berhasil mengisi hari-hariku? jawabnya, sepanjang kita berjalan melawan waktu bersama tuan.

Pernah ku katakan, mungkin kita belum mempunyai banyak waktu untuk leluasa membagi cerita tuan, tapi waktu akan selalu tepat ketika kita berusaha tepat menempatkannya, usaha, perjuangan, dan melawan gengsi tentunya tuan.
Tak akan pernah ada yang tahu siapa takdir terakhir kita, tapi setidaknya berjuang dan berdoa akan takdir Tuhan untuk kita tuan.

 *Teruntukmu(lagi) tuan :))*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar