Sabtu, 12 Juli 2014

Maafkan Anakmu bu :))

Satu kebiasaan yang selalu aku lakukan setelah selesai sholat maghrib adalah duduk disamping ibuku yang biasanya sambil membaca Al-qur'an.

Keadaan tiba-tiba hening.
"Aku selalu suka dengan ibu" aku memulai pembicaraan.
"Suka kenapa?" jawab ibuku singkat.
Aku hanya mengucapkan "hmm.." sambil tersenyum kecil.

Keadaan pun jadi hening kembali.
Tanpa sadar aku merasakan pedih, lalu aku mengucapkan sesuatu...
"Bu, maaf yah kalau sampai hari ini aku belum bisa buat ibu bangga'' ucapku lirih.
"Ibu sudah bangga, jauh dari apa yang kamu ketahui".

Hatiku tiba-tiba merasa semakin melow,
Ya Tuhan...ini jawaban yang mencabik!

"Ibu selalu bangga dengan anak perempuan ibu satu ini" lanjut ibuku sambil mencubit ujung daguku.
"Ibu selalu bangga, anak ibu satu ini rajin, sudah banyak membantu ibu dalam pekerjaan rumah; menyapu, mengepel, memasak, mencuci, bahkan hal lainnya..." terang ibuku panjang lebar.

Sesederhana itu? ucapku lirih dalam hati.
Aku belum ingin bicara. Mulutku keluh.

"Ibu selalu bangga dengan anak perempuan ibu satu ini, anak yang rajin, selalu membantu ibu, ibu selalu bangga"

Aku tersenyum kecil.
Sesederhana itukah? Terimakasih bu, setidaknya aku kembali bersemangat.

Aku tidak pernah tahu mengapa Tuhan memberikan sosok ibu seperti beliau untukku.
yang aku tahu Tuhan itu Maha Baik, menciptakan beliau untuk hidupku.

Aku kembali merasakan lirih, hal sesederhana itukah?
Sebesar ini aku belum bisa membuat ibu bangga, ulangku dalam hati.

"Maaf, kalau sampai hari ini aku belum bisa membuat ibu bangga, belum bisa banyak membantu ibu, ibu jadi bekerja sendirian" Aku memulai kembali pembicaraan.
"Ibu selalu bangga, kamu sudah banyak membantu ibu" jawab ibuku singkat.

"Ibu bekerja sendirian, aku bisa bantu ibu apa?" lirih aku ucapkan...
"Bantu berdoa terus sekolah yang baik yah anak ibu" jawab ibuku lagi...

Aku masih diam. Mulutku keluh.
Keadaan hati tiba-tiba melow kebangetan.

"Bantu berdoa terus sekolah yang bener yah" ulang ibuku sambil megusap kepalaku.

Seketika aku merasakan damai. Hatiku tenang.
Aku lukis senyum untuk malaikat hidupku. IBU.

Seandainya Tuhan menciptakan kata yang lebih dari kata "terimakasih" maka akan aku ucapkan. namun sayang, itu tidak ada. Ucapan Terimakasih adalah ucapan yang paling mulia, ucapan tanpa syarat bagi yang menghargainya.

Hari ini dan sampai kapanpun,
termakan waktu dan terkikis masa,
hidup matiku dari Tuhan, akan kuabadikan untukmu. IBU.

Jika aku harus kembali menghitung sudah berapa lama waktu hidupku yang diberi Tuhan,
jawabnya sudah lama, bertahun-tahun, 20 tahun tepatnya.
Tapi... aku belum bisa berbuat banyak untuk kedua orang tuaku, untuk ibuku khususnya.
Hatiku semakin lirih...

Sesederhana itukah?
Maksudnya, sesederhana itukah hal yang sudah bisa membuat ibuku bangga?
Jawabnya iya, yang aku tahu ibu selalu mengatakan bangga.
Ucapnya Tanpa Syarat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar