Kamis, 10 Juli 2014

Reparasi Hati

HAHAHA rasanya aku terlalu girang mentertawakan diriku sendiri, tidak, aku bukannya tidak peduli atau bersikap acuh dengan apa yang terjadi, aku hanya tak ingin mengikat seseorang sehingga merasa terikat dan terpaut dalam percakapan yang nantinya akan membuat bosan.
Aku tidak ingin kau terpaut dengan kewajiban konyol yang harus selalu mengabarkan tentang apa yang kau lakukan, aku ingin kau tetap menjadi yang seperti biasanya, menjadi yang biasa tanpa ada yang membatasi.

Kau tahu untuk hari ini aku tak akan terlalu memusingkan apa itu yang disebut ikatan, karena aku pikir "komitmen" akan terasa lebih berharga dari setiap orang yang menghargainya.
Tidak, aku bukannya tak menghargai sebuah status, ikatan, atau apapun itu sebutannya, bukan...
Aku bukannya tak menghargai, aku hanya ingin kau terus berekspresi menjadikan diri menjadi yang terbaik, lalu mencari dan mendapatkan yang terbaik pula...

Aku berjuang...aku menahan...tapi ketika hal yang aku perjuangkan tak ingin aku perjuangkan, lantas aku bisa apa? lalu, aku menahan, tapi ketika hal yang aku tahan tak mau bertahan , aku bisa apa?
semua terasa campak ketika yang kita perjuangkan untuk bertahan tapi tak dapat kita genggam...

Kau tahu rasanya menahan orang yang sudah ingin pergi?
Kau tahu bertahan dan menahan dikeadaan yang orangnya sudah tak ingin bertahan?
rasa seperti kau berusaha setengah hidup untuk menggenggam air, sampai kau mau putus nyawa pun tak akan pernah tergenggam...

Ketika kau sakit dengan semua hal yang menjatuhkanmu, apa yang harusnya kau lakukan?
menjawab "aku akan bangun dan menyembuhkan yang sakit" itu hanyalah jawaban yang mudah,
teori akan terasa mudah dan lantang dapat kita ucapkan...tapi pada saat eksekusi? dalam praktek?
kau berusahalah sampai setengah hidup pun itu adalah hal yang sangat sulit dilakukan.

Tak ada salahnya dengan berusaha...berusahalah sampai sakitmu sembuh...
berusahalah bangkit sampai kau benar-benar berdiri tegak dan meneruskan hidupmu..
ada seseorang yang pernah mengatakan kepadaku, ntah kapan aku pun tak ingat...
"coba kau tutup mata lalu berbalik arahlah, ketika kau sudah merasa benar-benar menghadap kedepan lalu buka matamu, dan jangan pernah lagi menoleh kebelakang"

Tidak tahu sudah berapa lama untuk aku mengumpulkan serpihan yang pernah terbuyar, kau tahu dimana serpihan itu bersembunyi?
coba temukan dan bantu aku untuk membuatnya untuh kembali, hai... aku rasa itu tidak mudah...
layaknya puzzle, butuh waktu yang lama untuk para pemula agar dapat menyusun dengan sempurna...
layaknya aku yang pemula, aku rasa ini adalah pelajaran yang menyakitkan yang paling menyakitkan, lalu aku harus menatanya kembali? Baiklah...aku sudah siap dan aku selalu siap!

***
kau pernah mendengar tentang bahwa "hidup harus terus berjalan"...
bagaimana pun keadaanmu kemarin, sesakitnya kau bangun untuk hari ini, dan seharusnya pun kau berjuang untuk hidupmu kedepan
aku rasa, aku cukup berhasil membawa semangat hidupku kembali, karena aku pikir ini hanya sakit yang kecil dibandingkan sakit yang lainnya...

"sesakitnya orang, sejatuhnya orang, kau tak perlu repot-repot untuk membantunya, dia bisa sendiri, bangkit sendiri dan menyembuhkannya sendiri"
HAHAHA rasanya terlalu sering menertawai diriku sendiri, ketika kau sakit, maka kau tak butuh menyembah orang lain untuk membantumu, kau hanya butuh "keyakinan" dan "kepercayaan" dirimu sendiri bahwa kau bisa bangkit dan menyembuhkan semuanya sendiri.
Kau harus kejam terhadap dirimu sendiri, cabiklah lagi kepada hatimu yang sakit, nikmatilah sakit yang benar-benar sakit, lalu bangkitlah dengan percaya diri, dan kau mampu menyembuhkan sampai tak akan terasa lagi sakitnya...

Lewat percakapan singkatku dengan seorang temanku, selalu menanyakan "bagaimana kabar hatimu?"...
Aku pun dengan enteng menjawab "kabar hatikku selalu baik, tetap baik, dan akan tetap baik"...hei "alright"...aku tersenyum...
Jawabnya kembali "yah, aku selalu berharap hatimu akan selalu baik" ...
Lalu...kami sama-sama tertawa...kau tahu apa yang kami tertawakan?
"Mentertawakan jawaban kami...kami selalu berusaha menjawab baik, walaupun sebenarnya tidak baik" and well, tak usah dibahas panjang lebar"

Menata kembali sebuah "ruang" yang amat berantakan, beserta debu, dan sawang serta laba-laba...bukanlah hal yang mudah...
maukah kau membantuku? masuk keruangku dan menata kembali ruang itu dengan baik?
sebentuk "ruang" yang sempat berantakan, bahkan "kuncinya" pun aku tak mengetahui letaknya, belum ingin membukanya dengan utuh,
aku hanya sanggup melihatnya lewat "kaca jendela" yang tertutup dengan debu dan mengibasnya sedikit dengan "tangan"...
Maaf...aku terlalu takut saat ini...aku sedikit berhati-hati...walaupun aku percaya.

Kau tahu apa yang disebut berbenah?
Reparasi? memperbaiki? menata kembali?
rasanya itu sangat sulit dilakukan, layaknya hal yang sudah rusak memperbaikinya pun bersusah payah, setengah hidup sampai putus nyawa pun lebihnya akan terasa sulit.
Sejauh ini kau telah banyak membantu, walau tak terlalu tampak dengan samar-samar, kau membantuku untuk keluar.

***
kau tahu rasanya mempercayai hal baru setelah sebelumnya dikecewakan?
kau tahu rasanya percaya pada akhirnya dikhianati?
kau tahu rasanya menahan tapi yang ditahan malah ingin pergi?

Lalu...
Aku tak ingin terlalu mempercayai untuk hal yang sama yang akan membuat kecewa...
Aku tak akan percaya sampai pada akhirnya tak ada yang mengkhianati, dan...
Aku tak akan terlalu menahan lagi sampai pada akhirnya seseorang akan tinggal dan bertahan.

Kau tahu artinya berjuang? kau tahu artinya bertahan? dan kau tahu artinya menunggu?
Selamat! kau telah berjuang, bertahan, dan menunggu...
Tak akan pernah ada salahnya untuk orang yang datang dengan niat yang baik...
baiklah, kita akan memperjuangkan terhadap apa yang seharusnya kita perjuangkan.

Bukan, bukan aku tak mempercayai hingga sejauh ini, aku hanya sedikit takut bukan tak mau...
inilah yang aku sebut dengan memulai hal baru itu sulit dengan telah dikecewakan sebelumya...
maafkan ketika kau telah berdiri dan ku persilahkan masuk ke sebuah "ruang" tetapi kau masih harus menunggu...
Terimakasih telah bertahan sejauh ini, terimakasih telah membuatku kembali percaya, terimakasih telah membuatku semangat,  walaupun dengan perjuangan yang kita rasa sangat sulit untuk diperjuangkan.

***
lalu apa yang kau sebut dengan hal yang telah sejauh ini?
maafkan ketika orang bertanya, lalu kita hanya bisa terdiam dan tak menjawab sepatah katapun.
sulit untuk diucapkan, jawablah semampumu, sekuat kau bertahan dalam diammu, saya selalu percaya apapun itu.

Karena ketika aku dan kau telah berubah, dan menyebutnya dengan kata "kita"...
adalah sesuatu hal yang berbeda, ntahlah, aku rasakan damai dengan hal ini...

"Tak pernah peduli seberapa kuat menahan, yang aku tahu ini yang disebut bertahan. tak pernah peduli seberapapun sakitnya, aku tak akan pernah meninggalkan"
ntahlah, jika ditanya kapan tentang hal ini dimulai aku juga tak mampu menjawab. aku juga tak akan menanyakan jalan mana saja yang kau lewati untuk sampai kesini, ruang mana saja yang sudah kau masuki, dan tempat mana saja yang telah kau jadikan rumah, lantas kau bisa sampai kesini?...
hal konyol seperti ini tak pantas untuk dipertanyakan, tak peduli jalan, ruang, dan rumah mana saja yang dilalui untuk sampai disini, yang aku tahu, kau sudah sampai, masuk, dan duduk, lalu berharap tetaplah tinggal untuk waktu yang panjang sampai selamanya, jangan hanya untuk singgah dan istirahat...

Ketika kau sulit untuk percaya pada hal yang sama seperti ini, sama seperti sebelumnya dan kau dikhianati...
cukupkan niatmu, kau perlu mendewasakan dirimu untuk selalu percaya, dan siap menerima apapun resikonya nanti...
ketika kau merasakan sakitnya berjuang saat ini? ingatlah, kau pernah lebih sakit dari ini, kau lebih sakit dari menunggu hal seperti ini, kau pernah sakit lebih dari ini, dan kau sanggup untuk menyembuhkan sakitmu sendiri.

***
Sekarang bukan waktunya menanyakan "apakah kau percaya?"
tapi melakukan bahwa "aku percaya lebih dari yang pernah aku katakan"
nanti, kau akan merasakan ketika terpaut jarak, akan ada yang terasa sesak, tetapi tak tau menyampaikannya.
kau cukup merasakannya lalu menahannya dan menyimpannya rapat-rapat sampai tiba untuk menyampaikannya.

Aku akan selalu mempercayai, walaupun merasakan takut, tak harus selalu ada ketika kau percaya maka semuanya akan baik-baik saja...
lalu, apa yang akan kau katakan ketika orang bertanya tentang hal ini?
aku pun tak tahu jawaban yang tepat.kau cukup tersenyum lalu jawablah dalam hati...

orang hanya melihat yang terlihat tak pernah tahu apa yang tak terlihat...
"seperti ini saja, seperti kesepakatan kita seseringnya orang menyinggung kita, memperolok kita, tetaplah berjalan beriringan bersamaku, setuju? :))

"Begini saja tak usah pedulikan "benalu-benalu kecil" itu, secepatnya ia menjalar, secepat itu pula kita akan menyingkirkannya, setuju? :))

"Lupakan yang sakit, nikmati yang mulai sembuh. Hargai dirimu sendiri dan tinggalkan yang merendahkanmu"

***
kau tahu rasanya berkomitmen? kau harus bertahan sesakit apapun berjuang.
kau tahu rasanya berjuang? kau harus tetap bertindak serendah apapun kau meyakinkan.
kau tahu rasanya bersama? kau harus tetap bersama aku, dan menyebutnya kita.

komitmen lebih penting dari apapun, tapi ketika kau tak sanggup bertahan artinya kau telah mengkhianati dirimu sendiri.
Bertahanlah dan berjuanglah...semenyakitkan apapun usaha kita untuk berjuang.
Lalu, ketika hal semacam ini harus kita lalui, dan kau percaya maka aku juga akan percaya.
Sebenarnya tidak akan terlalu menyakitkan sekalipun dalam keadaan yang mencekam, layaknya sekarang yang harusnya kita lakukan adalah :
"memperjuangkan apa yang sebenarnya harus KITA "perjuangkan.

Apa yang kau sebut tentang hal yang sudah sejauh ini?
aku menyebutnya sebuah komitmen, selamanya tidak akan pernah terputus, layaknya kawan dan teman. Iya, kau "kawan hati dan teman hidup". Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar