Senin, 13 Mei 2019

"Rasakan saja"

Bodohnya, apa-apa yang seharusnya mampu kau tinggalkan sejak lama, tetap kau ulurkan saja waktunya.

Dengan keadaan yang hanya terbungkus kebahagiaan semu, kau berada paling depan yang mengaku paling kuat bertahan 

...Bahkan sejak pertanyaan itu muncul...
"Apakah kau benar bertahan atau berusaha menahankan?"

Apa sebab kau tak mampu pergi dari kesemuan yang kau buat sendiri?
Seolah-olah mengharapkan waktu akan mengubah keadaan-keadaan yang kau angan-angankan sendiri.

Percayalah, kau hanya berada di keadaan yang sebenarnya kau buat sendiri.

Jadi, meskipun keadaanya berdua, tapi keadaan sebenarnya adalah sendiri.

Hey, Kenapa kau berlama-lama?
Apa karena kau sudah (merasa) bertahan lama? 
Lalu, kau takut meninggalkan yang lama, sedangkan ia berlama-lama membuat kau merasa sendiri.

Teruntuk jiwa-jiwa yang merasa paling kuat dalam bertahan, sebenarnya kau bertahan untuk apa? 
Jika yang sebenarnya keadaan yang kau eluhkan, hanya membuat dirimu terlihat seperti orang yang ling-lung.

Hey, setidaknya kau hargai keberadaan dirimu sendiri.

Ku harap setelah ini tidak ada lagi jiwa-jiwa yang merasa paling kuat dalam keadaan berdua, namun nyatanya kau hanya sendiri. (Sendirian)

"Jika berdua masih merasa sendiri, lalu kenapa takut untuk berdiri sendiri?"

Kuat dan bertahanlah untuk dirimu sendiri, sampai akhirnya akan dipertemukan dengan jiwa yang mampu menambah kekuatanmu dan membantumu untuk selalu bertahan. Tidak untukmu sendiri tapi untuk "kalian"

(Setidaknya, setelah ini kau mampu menghargai diri mu sendiri atas kuatnya dirimu) 

Ramadhan Ke-8 
(Senin, 13 Mei 2019)

"Tak sengaja ku tulis setelah berbuka menjelang isya' - tak semuanya sama tapi kebanyakan sama"

"Rume"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar