Aku. Sudah diujung kerongkongan yang kering panjang lebar menjelaskan, namun tak sepatah kata pun terbalaskan. Aku tahu aku membuat kacau bahkan membuat orang disebelahku terasa sekali ingin pergi menjauhiku. Aku yang hampir saja memecahkan tangisku namun tertahan dengan segala kata yang mungkin satu persatu aku ucapkan.
Aku tahu aku membuat keadaan tak nyaman, membosankan, bahkan memuakkan. Biarlah, aku cukupkan tahu akan hal sakit itu. Bahwa ketika seseorang yang begitu menganggap berharga kita dihari kemarin ternyata hari ini kita sebagai orang yang memuakkan.
Bahkan acuhmu tak mengurangi rasa inginku berbicara, setidaknya jika tidak ada anggapan aku sudah menyampaikan keluhku secara lugas walau dengan tahanan air mata. Aku ada disini. Duduk tepat disampingmu. Aku bersedia berbagi cerita apapun, tapi sepertinya ada orang yang enggan untuk berbagi denganku. Biarlah, aku sadar aku hanya kawan yang menjadi pendamping disebelahnya.
Aku. Mulai merasakan ketidaknyamanan. Maaf aku terlalu membosankan. Aku berpesan, istirahatlah dari orang yang membuatmu bosan, menjauhlah agar muakmu tak termuntahkan. Maaf, aku sudah terlalu membuatmu resah dengan segala ocehan yang aku lontarkan. Sebut aku cerewet. Tidak tahu diri. Bahkan tidak tahu terimakasih. Sebut saja aku wanita paling membosankan. Maaf, aku tahu aku tidak pandai mengungkapkan apa yang aku rasakan, tapi aku sanggup menuliskan bahwa aku merasa sakit saat ini.
Maaf, aku sudah terlalu membosankan dan memuakkan.
Pesanku istirahatlah. Aku yang akan mengistirahatkan dari semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar