Rabu, 11 Maret 2015

Diam, maka terbunuhlah...

Saya berlaku sulit hari ini, selalu sulit.
Karena saya tidak tahu apa yang harus saya sampaikan?
Mungkin sudah terlalu banyak hal yang dipikirkan, sehingga untuk menyampaikannya pun terlalu sulit, sangat sulit.

Itulah mengapa saya selalu menganggap semuanya tetap baik, jawabnya tidak ada.
Tepatnya saya sudah terlalu usai untuk mengatakan satu per satu hal spesifik yang saya rasakan.
Perasaan dan pikiran memang selalu berperang, memperebutkan jiwa manusia untuk selalu menang.
Siapa yang menang yah itu urusan belakang, asalkan tidak membunuh saja.

Mati, tanpa mati itu adalah mati rasa.
sampaikan mati rasa ketika tak berasa apapun.
Mati rasa, hanya rasanya saja yang mati tapi tetap bernapas.
Jangan khawatir.

Lalu, ketika sendiri bukan menjadi hal yang menakutkan lagi.
tepatnya sudah bersiap, untuk menghadapi semuanya sendiri, bersama Tuhan yang selalu menyertai.
Apa rasanya sendiri? Apa rasanya bungkam? Apa rasanya terenyah?
Sayang, rasanya tak enak.

Sepilunya pun saya tidak punya daya untuk menyampaikan apapun.
Lalu, mau sampai kapan seperti ini, menyimpan semuanya sendiri.
Sampai kapan???

Sampai Diam tidak lagi menyesakkan, tidak lagi membunuh.
Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar