Rabu, 14 Januari 2015

Hai Rindu.

...Bahkan dalam doa sekali pun aku tak butuh alasan untuk selalu menyematkan rindu; membuktikan betapa kejamnya jarak.

Kadang kita harus terpisah; tidak peduli berapa lama dan seberapa jauh jarak; mempertahankan rindu dan mendambakan pertemuan.

Selalu tiba waktu untuk menahan rindu, mengucapkan selamat tinggal sementara, dan berpuluh-puluh kilometer terpisah, lalu kita selalu tersenyum getir hanya untuk meyakinkan "tenang ini waktu yang sebentar, semua akan selalu sama baiknya"

Waktu tak akan pernah bermakna tanpa manusia yang membuatnya bermakna, lalu jarak?
ini yang selalu identik dengan rindu. Terlalu mengesankan ketika aku mengatakan "jauh dimata dekat dihati"; sekaligus kata yang terpilih untuk sedikit menghibur.

Akan selalu ada hal yang mengusik keadaan untuk bertahan, satu hal yang harus kau tahu "ini ujian", lalu kita akan kalah? Jawabnya TIDAK. kita yakin, kita tidak akan pernah kalah bukan?
Yah, kita tidak akan kalah sekalipun waktu dan jarak selalu menghantam kita dengan ujian yang menghasilkan lebam disetiap jejak langkah kilometer.

Semua lebam akan sembuh pada waktunya, ujian akan selalu ada akhirnya, hanya untuk melihat seberapa besar rasa 2 orang manusia untuk selalu bertahan; bertahan dalam jarak yang membuat lebam; lalu pada waktu yang membuat suatu keadaan terpisah.

...bahkan untuk apapun keadaannya; terpisah diantara 2 dunia asing sekalipun; asalkan kita kuat dalam mempertahankan rasa; dan berusaha untuk selalu menang; kita tidak akan pernah kalah.

Dekap dan selalu mendekatlah disini.
Bersemayamlah Rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar